Setya, dia adalah
siswa baru di Sekolah Menengah Atas ternama di Indonesia. Sekarang dia duduk di
kelas X. Setya bertempat tinggal di sebuah desa yang masih asri, jarak dari
rumah sampai sekolahnya sekitar 15 kilometer sehingga Setya dibelikan sebuah
motor. Setya berangkat sekolah dari rumahnya pukul 06.00 sehingga sampai
sekolah tidak terlambat.
Setiap hari
Setya mengikuti pelajaran seperti biasanya. Suasana kelas pun masih sunyi dan
belum banyak yang bercanda tawa dengan teman-temannya karena belum begitu
kenal. Lama kelamaan Setya mulai mengenal dekat teman sekelasnya yang
laki-laki. Awalnya Setya biasa saja sama teman-teman sekelasnya, tetapi pada
suatu hari dia melihat perempuan yang duduk di bangku paling depan tepatnya di
dekat pintu masuk kelas, dia lalu berkata dalam hati subhanallah betapa
cantiknya ciptaan-Mu ya Allah. Mulai saat itu Setya pun sering saling
bertatapan dengan wanita di pojok kelas tersebut.
Pada suatu
hari Setya ingin sekali berkenalan dengannya, tetapi apa daya cintanya
melemahkan kePDannya. Akhirnya dia mempunyai ide untuk mengetahui nama wanita
tersebut, “Wah sebentar lagi bu guru ngabsen nih, aku harus memperhatikan ini
biar tau namanya”, kata Setya dalam hati. Ibu guru pun mengabsen muridnya,
Setya langsung memperhatikan teman-teman sekelasnya yang sedang diabsen
terutama wanita yang sekarang menjadi pujaannya. Akhirnya Setya pun mengetahui
nama wanita tersebut, dia bernama Widya.
Di Sekolah
Setya mengikuti ekstrakurikuler bola voli, kebetulan pujaan hatinya yaitu Widya
juga mengikuti ekstrakurikuler tersebut, Setya berkata dalam hati kita memang
sudah cocok Wid. Saat voli Setya masih malu-malu sama Widya, kadang-kadang dia
dan Widya juga saling berpandangan saat voli. Setya sudah kenal temannya Widya
yang bernama vita, akhirnya dia meminta nomor hp Widya sama Vita karena Setya
ingin sekali smsan dengan Widya. “Vit, kamu punya nomer hpnya Widya gak?”,
Setya bertanya. Vita pun menjawab “hayo buat apa?”, “kalo ada kepentingan biar
bisa dihubungi”, jawab Setya, “halah alesan, nih nomernya”, kata Vita. “makasih
ya” jawab Setya.
Malam harinya setelah pulang voli,
Setya langsung mencari hpnya, tetapi hpnya sudah habis batrainya sehingga belum
bisa sms Widya. Setya langsung mencari charger, setelah itu hpnya lalu
dicharge. Setya langsung menghidupkan hpnya dan langsung sms Widya. Pertama
kali dia hanya menyapa Widya, “Selamat malam Wid”. Ternyata Widya pun membalas
sms Setya “Selamat malam juga, maaf ini siapa ya?”, “ini Setya” jawab Setya,
Setya sangat senang sampai-sampai dia ketawa sendiri sehingga diejek sama
adiknya gila. Malam itu Setya dan Widya smsan hingga larut malam.
Keesokan
harinya dia semakin blak-blakan sama temannya. Dia mulai ngobrol bareng sama
Widya hingga teman-temannya menjodoh-jodohkannya. Pada saat pelajaran Bahasa
Inggris Setya disuruh maju untuk menjawab pertanyyaan dari temannya, lalu
Richard bertanya “what your opinoan about Widya” semua murid bersorak
“cie..cieee”, Setya lalu menjawab “she is my special one’s”, semua teman
sekelasnya bersorak semakin keras “ihiyy..ciieee..cieee”, Widya pun hanya senyum
untuk menyembunyikan kemaluannya.
Setya dan
Widya kebetulan memilih pelajaran bahasa yang sama yaitu Bahasa Jepang. Siang
hari ketika pelajaran Bahasa Jepang, dia diejek-ejek dan dijodohkan lagi sama
teman-teman sekelasnya. Ketika itu sensei (guru bahasa Jepang) dengar, lalu
sensei berkata “saya hanya bisa merestui hubungan kalian”, semua murid tertawa
terbahak-bahak dan kembali menyorakinya. Setya hanya tersenyum malu, begitu
juga si Widya.
Akhirnya
teman-teman pun juga merestui hubungan Setya dengan Widya, tetapi ada salah
satu teman Setya yang dekat dengan Widya, dia bernama Diki. Sebenarnya Diki
sudah dari dulu suka sama widya, tetapi semua teman sekelasnya belum tau bahwa
Diki suka sama Widya dari dulu. Ternyata pada saat pelajaran bahasa inggris
kemarin dia menyembunyikan kecemburuannya dengan bermain laptop. Awalnya
hubungan Setya dengan Widya masih baik-baik aja, tetapi pada suatu malam saat
Setya sms Widya, Widya mengatakan yang sebenarnya, dia mengatakan bahwa dia
tidak ada rasa dengan si Setya, “Setya, maafin aku ya, kita berteman saja dan
gak lebih dari itu”, dia lalu meminta maaf kepada Setya”Maafin aku ya”. Setya
langsung bad mood, dia menghentikan kegiatan belajarnya, lalu dia lansung tidur
dan memakai selimutnya. Setya lalu menjawab smsnya “kanapa e Wid kok kamu jadi
gitu”, sambil menunggu smsnya dijawab dia merenungi nasibnya, dia hanya bisa
melamun, hatinya hancur berkeping-keping, seketika hpnya bordering, dia
berharap itu sms dari Widya, setelah dibuka ternyata hanya sms dari temannya
yaitu si Adi, dia bertanya ada PR gak besok “ada PR gak bro?”. Setya semakin
jengkel tetapi dia hanya bisa memendam rasa jengkel tersebut. Ternyata Widya
sudah nyuekin Setya. Setya lalu
mencari tahu di facebooknya Widya. Setelah scroll
ke bawah Setya menemukan komen-komenan antara Widya dan Diki, lalu Setya
semakin sakit hati dia hanya bisa menangis dan merenung di atas kasurnya,
lama-lama dia mulai ngantuk dan dia tertidur.
Pagi hari
saat bangun tidur Setya langsung sholat subuh, setelah selesai sholat dia baru
teringat kesedihannya semalam, dia menjadi bad mood dan males masuk sekolah,
tetapi demi menuntut ilmu ia tetap berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah
dia tidak sepeerti biasanya, dia berubah, suka menyendiri di dekat jendela.
Ternyata si Adi sudah tau bahwa Widya dekat dengan Diki, karena Diki sudah
pernah curhat tentang Widya sama Adi. Diki pernah curhat bahwa dia bingung
memilih antara Widya dan Suci teman smpnya dulu. Adi hanya diam saja ketika
kelakuan Setya berbeda. Teman-temannya juga memperhatikan bahwa Setya
akhir-akhir ini kelihatan beda, Adi lalu menjelaskan bahwa ternyata Widya dekat
dengan Diki “eh sekarang Diki dekat sama Widya lho”, Setya hanya menjawab “biarin”,
bukannya menenengkan perasaan perasaan Setya, teman-temannya malah mengejek
Setya dengan berbagai cara. Ada yang menyanyi, ada juga yang langsung
blak-blakan. Setya hanya bisa tersenyum malu, tetapi karena setiap hari diejek
dia malah sudah bisa move on dan
sudah ikhlas pujaan hatinya direbut sahabatnya. Diki juga tidak melanjutkan
hubungannya dengan Widya karena perasaan tidak enak yang menghantuinya karena
Widya sudah memilih sahabatnya. Akhirnya sekarang semuanya suda baikan lagi dan
menjalani kehidupan sehari-hari dengan biasa, tetapi Setya masih sering galau
menyendiri merenungi nasibnya, Widya juga masih sering saling bertatapan dengan
Diki maupun Setya, sedangkan Diki hanya cuek aja.